
Pertumbuhan Laba Bersih BSI Naik 22,83%, Shifting Transaksi Digital Ikut Berkontribusi
Jakarta, 6 Februari 2025 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,01 triliun, tumbuh dobel digit 22,83% secara tahunan (yoy) pada akhir 2024. Keberhasilan ini tidak terlepas dari keberhasilan shifting transaksi digital yang dilakukan oleh BSI. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, BSI terus berupaya menjadi bank syariah yang unggul dan inovatif di Indonesia.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengungkapkan bahwa shifting transaksi digital telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi kinerja perusahaan. “Pada 2024, transaksi melalui e-channel BSI mencapai 851,5 juta transaksi, dengan sekitar 98,03% transaksi nasabah BSI sudah menggunakan e-channel,” ujar Hery. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa transformasi digital yang dilakukan BSI telah berhasil menarik minat dan kepercayaan nasabah.
BSI meluncurkan BYOND by BSI serta memperbanyak mesin ATM/CRM, EDC, BSI Agent, dan merchant QRIS untuk memudahkan transaksi nasabah. Selain itu, BSI juga menggali potensi bisnis model baru seperti bisnis berbasis emas, Tabungan haji, bancassurance, dan bisnis treasury. “Langkah-langkah ini terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja transaksi digital kami,” kata Hery.
Dengan pertumbuhan laba bersih 22,83% yoy pada 2024, BSI menjadi salah satu bank yang mencatatkan pertumbuhan kinerja tertinggi di Indonesia. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa shifting transaksi digital telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi kinerja BSI. BSI optimis dapat terus mencatatkan pertumbuhan yang positif di masa mendatang dengan fokus pada pengembangan transaksi digital.
Pada 2024, BSI berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income/FBI) sebesar Rp5,51 triliun, tumbuh signifikan sebesar 32,58% yoy. Fee-based ratio (FBR) perseroan mencapai 17,95%, lebih baik dari periode sebelumnya.
Lebih lanjut, Hery memaparkan BSI mampu melewati tantangan dengan memanfaatkan potensi Islamic ecosystem yang hanya dimiliki oleh bank syariah. “Kami berhasil menggali potensi bisnis dari bisnis emas dan haji. Bisnis emas ini menjadi unique product BSI dan juga sebuah golden opportunity,” kata dia.
Inovasi perseroan dilakukan dengan membuka keran potensi baru dari bisnis emas baik gadai dan cicil emas yang memberikan kontribusi positif terhadap kinerja pembiayaan. Hingga Desember 2024, bisnis emas di BSI mencapai Rp12,82 triliun, tumbuh 78,18% yoy, ditopang oleh produk cicil emas yang melesat 177,42% yoy menjadi Rp6,40 triliun dan produk gadai emas yang naik 31,33% menjadi Rp6,42 triliun. Basis nasabah bisnis emas juga berkembang, dengan nasabah gadai emas bertumbuh 11% yoy dan nasabah cicil emas naik 81% yoy.
BSI juga terus mendorong pertumbuhan tabungan haji melalui platform digital. Dari lini bisnis haji, perseroan mencatatkan tren kenaikan jumlah nasabah tabungan haji menjadi 5,6 juta pada akhir 2024. Seiring dengan kenaikan jumlah penabung di segmen haji, saldo tabungan haji juga menunjukkan tren peningkatan menjadi Rp14,5 triliun pada akhir 2024.
Dari dua peluang tersebut, BSI dapat menyeimbangkan pertumbuhan dana, pembiayaan, hingga transaksi e-channel melalui SuperApp BYOND by BSI yang secara resmi diluncurkan pada November 2024. Terbukti kombinasi Islamic ecosystem dengan inovasi pada digitalisasi transaksi berdampak positif pada pertumbuhan FBI.(Redaksi)